Hal tersebut terungkap dalam talkshow Forest Investment Program (FIP) II Memberdayakan Perempuan Hebat Indonesia yang berlangsung di Bogor, Jawa barat, Jumat (17/12/2021). Para peserta yang talkshow terdiri dari para penggiat lingkungan serta komunitas perempuan dan kelompok milenial pecinta lingkungan dan budaya Indonesia.
Proyek FIP atau Program Investasi Kehutanan II sejak dimulai pada 2017 telah melibatkan 30% perempuan dalam kegiatan program. Mereka menjadi penerima manfaat langsung maupun tidak langsung program tersebut. Project FIP II juga berhasil mendorong perempuan untuk terlibat secara aktif dan menjadi penggerak kelompok usaha mikro masyarakat.
"Talkshow FIP II Memberdayakan Perempuan Hebat Indonesia bertujuan untuk menyosialisasikan keterlibatan perempuan dalam Proyek FIP II dan juga untuk mengeksplorasi peluang keterlibatan perempuan lebih luas lagi dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) mitra kerja utama Proyek FIP II," kata Direktur Kesatuan Pengelolaah Hutan Produksi (KPHP) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Drasopolino saat membuka talkshow tersebut.
Dalam talkshow terungkap, perempuan sebagai bagian dari komunitas atau anggota kelompok masyarakat merupakan kunci sukses kemajuan komunitas dan bangsa. Oleh karena itu, keterlibatan mereka secara optimal sangat penting untuk didorong dan dikembangkan.
Disebutkan, KTH dampingan KPH di delapan provinsi telah melibatkan perempuan dalam kegiatan kelompok dengan menjadi pengurus dan penggerak berkembangnya usaha ekonomi komunitas. Perempuan-perempuan dari KTH telah menjadi agen perubahan perilaku dalam pengelolaan sumber daya alam, bahkan telah menjadi pendorong anggota kelompok lainnya dalam kegiatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam.
KTH tersebut berada di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nur Hygiawati sebagai salah satu pembicara mengungkapkan, telah melihat langsung kiprah dan kinerja KTH dampingan Project FIP II di lapangan. Antara lain di KPH Rinjani Barat dan KPH Batulanteh, NTB. Menurutnya, Project FIP II berhasil meningkatkan kompetensi staf, pengembangan aplikasi SMART KPH, dan dukungan keaktifan KPH dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan KTH yang menggerakan kegiatan di tingkat tapak.
"Implementasi pelaksanaan program atau kegiatan proyek FIP II di KPH Rinjani Barat dan KPH Batulanteh telah dirasakan masyarakat, terutama oleh KTH dan aparatur desa setempat berupa pengadaan barang, gudang penampung kemiri, rumah produksi madu, dan alat ekonomi produktif untuk peningkatan kualitas produksi madu, gula aren, dan lain-lain," ujarnya. *
Editor : Patna Budi Utami